Dua Pemerintahan dalam satu tatanan Adat

Tablasupa merupakan nama yang disebut-sebut sebagai identitas  komunitas masyarakat adat salah satu suku tepera yang lama menetap di wilayah pesisir kabupaten jayapura,Distrik Depapre. Tepatnya di bagian utara gunung syklop.

Tahun-tahun sebelumnya  komunitas masyarakat ini tinggal di satu tempat yang dikenal dengan istila kampung berlabu (Yo Sero), saat itu  masih dalam wilayah  sistim pemerintahan korano tahun 1018 dengan kampung-kampung lain yang berdekatan ,rentetan peristiwa sejarah terus terjadi seiring waktu berjalan. tahun 1918 juga terjadi perpindahan penduduk sebagian dari kampung berlabu ke daratan pantai amai yang pertama, kali karena rumah-rumah warga dibakar oleh tentara belanda,kemudian tahun 1936 perpindahan penduduk yang ke dua kali terjadi lagi akibat serangan penyakit kulit di masyarakat secara menyeluruh.

Pada Tahun  1973 status pemerintahan korano,dirubah menjadi pemerintahan desa,dengan demikian tiga kampung yang berdekatan dijadikan  satu desa yaitu Tablasupa,Wauna depapre ,Yepase dengan nama Pemerintahan desa Waiya. tahun 1992 pemerintahan desa tablasupa resmi terlepas dan berjalan sendiri,lalu tahun 2001 kehadiran  UU Otsus No 21 tahun 2001 menguba status nama Desa Berubah menjadi Kampung, sehingga tepat tahun 2004 nama Desa Tablasupa berubah menjadi Kampung Tablasupa.

Seiring perkembangan waktu kepadatan penduduk tak mampu di bendung. Akhirnya terjadi perpindahan penduduk lain ke wilayah daratan yang baru (amai) sehingga dengan sendirinya wilayah pemerintahan bertambah satu Rukun Warga yang disebut RW 1 Amai,serta mulai dibangun sarana pemerintahan di situ.

Perkembangan penduduk yang begitu cepat terjadi dari tahun 1990an hingga tahun 2000 menguras pembagian  anggaran yang turun kekampung,sehingga pada awal tahun 2017 Pemerintah Daerah kabupaten jayapura memekarkan RW 2 Kampung berlabu menjadi Kampung pemekaran dengan jumlah penduduk kurang lebih 350 kk atau setengah dari jumlah penduduk secara keseluruhan.

Kedua wilayah pemerintahan  ini masih menganut satu kesatuan budaya adat istiadat,dengan satu keondoafian dan satu bahasa, mata pencaharian sehari-hari bagi masyarakat di dua  wilayah ini lebi banyak di dominasi oleh masyarakat nelayan,kurang dari itu sebagian bercocok tanam.

Potensi yang unggul dan memberi maanfaat hidup sehari-hari adalah potensi laut, ada juga masyarakat yang bergantung hidup  dari pendapatan omset wisata.

Ada beberapa titik potensi wisata yang selalu dibanjiri pengunjung,pantai Amai dan pantai Harlen. Dua tempat ini merupakan tempat yang tidak asing lagi bagi para turis lokal bahkan mancanegara. Lokasih ini masih dikelola secara tradisional oleh masyarakat setempat. (Admin-OK)

About Admin 47 Articles
Pengelola Weeb Tablasupa

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*